apa yang dimaksud manfaat hayati (ekonomi, pendidikan dan ekologis) untuk pembangunan berkelanjutan?
Biologi
salsazahra
Pertanyaan
apa yang dimaksud manfaat hayati (ekonomi, pendidikan dan ekologis) untuk pembangunan berkelanjutan?
1 Jawaban
-
1. Jawaban dibi
Seperti anggota komunitas makhluk hidup lainnya, manusia tergantung pada lingkungannya. Dengan kelengkapan akal budinya yang jauh lebih unggul dari makhluk hidup lain, manusia tidak hanya beradaptasi dan berevolusi secara pasif namun, namun mampu mengubah lingkungannya agar lebih menguntungkan dan sesuai denngan kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan perkembangan kebudayaannya, sejarah interaksi manusia dimulai dari tahap/fase pengumpul atau pemburu, fase pertanian, fase pembentukan kawasan permukiman, hingga fase modern dengan konsumsi energi tinggi.
Pada setiap fase interaksi ini, bentuk hubungan pengaruh dan mempengaruhi berubah sesuai dengan tekhnologi dan kapasitas yang dikembangkannya. Manusia tidak lagi tergantung dengan sumber daya yang ada di alam, namun dengan kelebihan inovasinya mulai mampu membudidayakan, meningkatkan produktivitas komponen keanekaragaman hayati dan menekan faktor-faktor yang tidak mennguntungkan produksi.
Dengan semakin meningkatnya populasi dan kebutuhan hidupnya, serta dengan perkembangan industrialisasi, dampak kegiatan manusia pada kondisi dan dinamika keanekaragaman hayati semakin besar. Kebutuhan yang meningkat sering kali menyebabkan kurang diindahkannya pertimbangan lingkungan; pemanenan hasil alam berupa hasil hutan dan perikanan sering kali hanya mempertimbangkan pemenuhan bahan baku industri dan kebutuhan masyarakat dalam jangka pendek. Pertanian tradisional yang lebih mempertahankan keanekaragaman hayati digantikan dengan pertanian berinput tinggi, dengan keanekaragaman hayati rendah dan intensiv. Pertanian intensiv sering kali tidak mempertahankan penggalian bibit lokal demi untuk memenuhi pasaran global.
Akibat yang segera tampak adalah degradasi lahan, terutama penurunan produktivitas lahan, penggundulan hutan dan meningkatnya kasus-kasus bencana alam. Dalam jangka panjang, dampak yang akan muncul adalah kejenuhan lingkungan, akibat tertekannya daya dukung lingkungan dan meningkatnya kerusakan lahan dan fungsiekologis keanekaragaman hayai. Bila hal ini terus berlanjut maka ketiga fungsi keanekaragaman hayati akan rusak dan manusia sendiri yang harus menerima akibatnya.
Esensi dari pendekatan bioreginal adalah untuk mewadahi dan melibatkan konservasi keanekaragaman hayati dalam pemanfaatan sumber daya lahan dan sumber daya alam lainnya, termasuk yang utama ditujukan untuk produksi ekonomi. Dengan demikian, pendekatan bioregional development plan adalah upaya memadukan tujuan konservasi keanekaragaman hayati dalam pengelolaan hutan, pertanian, perternakan, perikanan dan pengembangan kawasan pemukiman/perkotaan, serta dalam pembangunan dilahan basah dan semua lanskap. Teknik dan strategi konservasi keanekaragaman hayati pada berbagai bentukan lanskap tersebut diatas sebenarnya sudah ada, namun perlu ditingkatkan lagi dan dilaksanakan secara lebih terpadu dan luas.
Pemanfaatan keanekaragaman hayati unggulan daerah dalam konsep bioregional ini sebenarnya menguntungkan secara ekonomi dan ekologis. Pemanfaatan jenis-jenis asli/setempat akan membantu pemeliharaan keanekaragaman setempat dan meningkatkan efisiensi pemeliharaan, karena sangat sedikit membutuhkan input kapital dalam proses produksi (pupuk, pertisida, dll.)